Lelaki itu setiap hari selalu membayangkan dia bercinta dengan wanitanya, setiap detik bayangannya hadir, hingga jika dia melupakan wanitanya barang satu menit saja dia akan menyalahkan dirinya sendiri karena telah lalai mengingatnya. Tak ada perempuan lain yang sempurna di matanya, dan dia terus hidup dalam bayang-bayang wanitanya.
Dia menikmati setiap detik sakit yang hadir, air matanya berlinang setiap dia melakukan masturbasi, dan memegang erat dadanya yang berdegup kencang seperti tak kuat menahan rasa sakit di dada, hati dan pikirannya.
Itu sakit, dan dia tak tau harus berhenti dimana dan sampai kapan, karena itulah wajah hari-harinya setelah dia kehilangan wanitanya. Tak ada ending, hanya pertanyaan apakah dia akan tetap seperti itu, ataukah dia akan berhenti berharap, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa memilih apa yang jadi pilihannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar