Beberapa perilaku tidak terpuji memang disebutkan akan memusnahkan amal dan pahala kebajikan yang sebelumnya telah dimiliki. Di antaranya adalah sikap suka mencaci maki orang lain, juga perbuatan suka menuduh orang tanpa bukti, termasuk memakan harta orang lain, menumpahkan darah tanpa hak, dan memukul orang lain tanpa hak.
Semua perbuatan itu akan menghilangkan pahala shalat, puasa, zakat yang sudah dikerjakan, karena digunakan untuk menebus dosa-dosa di atas. Sehingga semua amal itu akan menjadi sia-sia tanpa pahala. Oleh sebab itu Rasulullah SAW menyebut orang yang mengalami hal itu sebagai orang yang bangkrut.
Barangkali hadits yang anda maksud adalah hadist berikut ini
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim no. 6522)
Karena itu sikap suka mencaci maki dan menuduh sesama umat Islam harus kita hindarkan dengan mutlak. Jangan sampai niat baik kita untuk berdakwah mengajak dan mengajarkan agama terkotori dengan cara-cara picik sehingga kita sampai hati untuk mengeluarkan caci maki dan tuduhan yang tidak ada dasarnya.Sungguh amat sayang kalau hal itu justru dilakukan oleh orang yang mengaku ingin menegakkan agama, menghidupkan sunnah dan berjalan di ats manhaj nabi.
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang pernah berbuat kedzaliman terhadap saudaranya baik menyangkut kehormatan saudaranya atau perkara-perkara lainnya, maka hendaklah ia meminta kehalalan dari saudaranya tersebut pada hari ini (di dunia) sebelum (datang suatu hari di mana di sana) tidak ada lagi dinar dan tidak pula dirham (untuk menebus kesalahan yang dilakukan, yakni pada hari kiamat). Bila ia memiliki amal shalih diambillah amal tersebut darinya sesuai kadar kedzalimannya (untuk diberikan kepada orang yang didzaliminya sebagai tebusan/pengganti kedzaliman yang pernah dilakukannya). Namun bila ia tidak memiliki kebaikan maka diambillah kejelekan orang yang pernah didzaliminya lalu dipikulkan kepadanya.” (HR Al-Bukhari no. 2449)
Semoga Allah SWT tidak menjadikan kita orang yang seperti dikisahkan di kedua hadits di atas, Amien.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sumber: Hidayatullah.com - mengkopi tanpa ijin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar