Jumat, 31 Agustus 2007

KOMENTAR SOAL SYNDROM BBB

Sepertinya kehadiran BBB the movie memang banyak menuai kehebohan tersendiri, mungkin bisa dikatakan lawan tangguh dari berita lagu Indonesia Raya versi dua itu. Setelah membaca cerita "siksaan menonton BBB" di blog Sanggar Cerita, saya jadi ingat waktu itu saya dan pasangan berjalan-jalan di toko buku Gramedia. Dari kejauhan kami melihat kover buku dengan visual yang lumayan menarik mata dan lain dengan kover-kover buku novel remaja pada umumnya yang menggunakan illustrasi vektor. Yang ini garapannya bagus, desainnya kekinian. Ternyata yang kita lihat itu adalah kover dari novelnya BBB. Sejenak saya dan pasangan berfikir dan berkata, mungkin filmnya lumayan nih, soalnya grafisnya lumayan dibanding film-film horor yang gak jelas. Saat itu kami berdua setuju kalau BBB asyik dan kayanya bakal ada sesuatu yang baru, ya mungkin secara teknik atau grafis dll, mungkiiiii.....n!!!

Sesampainya di rumah adik perempuan saya bilang kalo sebentar lagi BBB itu mau dibikin filmnya. Saya pikir maksud adik saya akan di produksi serial TV alias sinetronnya, tapi ternyata the movie. Dan kata adik saya juga seperti yang dia baca dari salah satu tabloid, kalau BBB the movie ini sukses akan dilanjutkan lagi produksi BBB 2 the movie dan serial TVnya alias sinetronnya itu tadi.

Setelah apa yang terjadi sekarang, saya semakin penasaran seberapa *hebatnya* film ini. Kira-kira apa yang akan saya tulis ya setelah saya benar-benar menontonnya. Apakah saya akan benar-benar tersiksa seperti orang lain yang telah lebih dulu dihajar oleh para pemain film itu atau malah sebaliknya.

Tidak ada komentar: