Guru : digugu lan ditiru
Sepertinya kata-kata itu sudah jarang kita dengar saat ini. Dari kata-kata itu tercermin bahwa tugas seorang guru itu tidak hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran (transfer of knowledge) namun memiliki tanggung jawab lebih yaitu menanamkan nilai dan norma kepada anak didik dengan motivasi sehingga mereka mampu menjadi insan yang tidak hanya memiliki kecerdasan pikiran namun juga memiliki attittude yang baik.
Saya dilahirkan dalam keluarga guru, orang tua, kakek - nenek, tante - om dan saudara saya adalah guru. Bagi saya tak ada bedanya antara guru dan dosen. Sama sama mengajar dan masih harus mendidik. Terus terang saya masih baru di dunia ini dan masih harus belajar banyak bagaimana mengajar yang baik. Saya memang tidak terlalu pintar namun saya selalu berusaha untuk mengup-grade ilmu. Selama ini terkadang saya justru banyak belajar dari mahasiswa walau dalam kenyataan saya harus terlihat lebih pintar dan pandai dari mereka karena itu yang dibutuhkan oleh para mahasiswa. Keyakinan bahwa dosennya memiliki ilmu dan nilai lebih yang nantinya akan diserap oleh mereka sebagai ilmu baru.
Bagi saya mengajar juga butuh keahlian. Tidak semata mata hanya menuliskan di papan tulis atau memajang rangkaian slide berisi materi, namun ketika kita bisa memberi contoh menggunakan analogi yang bisa dipersepsikan mahasiswa dengan mudah itu akan membuatnya lebih menarik. Storytelling yang baik dan runtut bisa membantu mereka untuk memahami setiap detailnya. Banyak pertanyaan yang muncul sebagai bahan diskusi menjadi bentuk perhatian mahasiswa serta memperlihatkan sejauh mana penguasaan terhadap materi yang diberikan. Semua itu akan menjadikan suasana kelas lebih aktif dan dinamis.
Dalam hal mendidik sudah sepantasnya menjadi tanggung jawab guru/ dosen membuat setiap mahasiswa memiliki rasa semangat dan optimis dalam mengerjakan tugas. Motivasi harus terus dilakukan dengan menghargai setiap karya yang telah mereka buat walau itu masih jauh diluar standar yang kita harapkan. Menghargai karya dan usaha mereka tidak hanya lewat nilai, tetapi dengan ucapan lisan, sepertinya itu akan lebih berarti dan lebih menyemangati. Namun dalam hal karya saya akan mengatakan baik kalau karya itu baik dan kurang baik jika memang karyanya kurang baik agar mereka tahu dimana kelebihan dan kekurangan mereka .
Presentasi sepertinya bisa dijadikan tolok ukur yang efektif. Bukan sekedar untuk mengukur tingkat kemampuan mahasiswa dalam hal pemahaman materi namun lebih pada pembangunan karakter dan attitude itu tadi. Dari situ kita bisa melihat dengan jelas apakah mahasiswa itu memiliki kemampuan dan kecakapan atau hanya mampu namun kurang cakap.
Bagaimanapun juga sampai saat ini saya masih mencari formula mengajar yang pas bagi mahasiswa saya. Karena saya yakin setiap anak memiliki potensinya masing - masing. Memang benar kalau kesuksesan mereka bukan sepenuhnya tanggung jawab kita, namun mereka sendiri yang menentukannya, tetapi saya ingin menjadi bagian dari kesuksesan mereka. Karena saya mencintai dan bangga terhadap profesi saya. :)